TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA
JENIS
JENIS PASAR YANG ADA DI INDONESIA
DI
S
U
S
N
OLEH :
NAMA : HAIRUN
NISA
NPM : 12 020 1033
KELAS : IVA2
DOSEN
PEMBIMBING : LILA WARDIANI,SE.MM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GAJAH PUTIH TAKENGON
2014/2015
Berbagai
Macam Pasar Kerja Yang Ada di Indonesia
Apa yang dimaksud dengan pasar
kerja? Pasar kerja merupakan sarana tempat pertemuan antara penjual dan pembeli
tenaga kerja. Yang dimaksud penjual tenaga kerja disini adalah para pencari
kerja dan pembeli tenaga kerja adalah lembaga/perusahaan yang memerlukan tenaga
kerja. Jadi di pasar kerja lah yang mengkoordinasikan pertemuan antara pencari
kerja dan perusahaan yang memerlukan tenaga kerja.
Di Indonesia sendiri,
penyelenggaraan pasar tenaga kerja ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja.
Perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dapat menyampaikan jumlah dan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan beserta persyaratannya ke Departemen
Tenaga Kerja. Kemudian Depnaker akan mengumumkan kepada masyarakat umum tentang
adanya permintaan tenaga kerja tersebut.
Pasar kerja bisa mempengaruhi pola penentuan upah.
Pasar kerja terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Pasar Bersaing Sempurna (banyak
perusahaan vs banyak buruh/pekerja)
Persaingan
Sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh
jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu
tersebut (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total
sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan
penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price
takers). Tidak ada perusahaan yang menerima laba di atas normal dalam
jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna ini.
ciri ciri pasar persaingan sempurna
yaitu :
·
Keseimbangan
kekuatan antara sisi permintaan dengan sisi penawaran,
·
Kesempurnaan
informasi.
·
Terdapat
banyak perusahaan dan setiap perusahaan menghasilkan barang yang homogen.
·
Perusahaan
memiliki kebebasan masuk (free entry) atau keluar (free exit) dari
pasar.
·
Setiap
produsen dan konsumen memiliki informasi yang sempurna mengenai pasar.
Sebagai ilustrasi seringkali
dinyatakan bahwa pasar bersaing sempurna (pasar kompetitif) dicirikan oleh
jumlah pencari kerja dan jumlah perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang
sama banyaknya. Sama-sama banyak disini tidak hanya mengacu kepada jumlah
fisik, melainkan lebih kepada tingkat independensinya, baik diantara tenaga
kerja maupun juga diantara perusahaan. Mengingat diantara tenaga kerja maupun
diantara perusahaan memiliki independensi (kemandirian/tidak ada
ketergantungan), maka kedua belah pihak secara individual tidak memiliki
kekuatan nyata untuk menentukan tingkat upah. Dalam situasi ini upah ditentukan
berdasarkan keseimbangan kekuatan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.

Kurva Permintaan Pasar dan
Kurva Permintaan Individual


Pendapatan
perusahaan dan Laba
n Produk yang terjual merupakan pendapatan bagi
perusahaan.
n Laba perusahaan adalah selisih pendapatan terhadap
biaya produksi (π = TR – TC), TR > TC “Laba”, TR < TC “Rugi” dan
TR = TC “break-even”.
n Konsep Laba yang lain adalah Normal Profit dan Economic
Profit.
n Normal Profit adalah keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) dari
investasi.
n Economic Profit adalah besarnya keuntungan yang melebihi Normal Profit.
n Tingkat pengembalian normal (normal rate of
return), total biaya produksi sudah terkandung keuntungan sebesar
keuntungan normal.
n Kondisi Laba atau Rugi bagi perusahaan, (a) menentukan
jumlah output yang dihasilkan, (b) perbandingan harga (P) dengan biaya
rata-rata (AC).
n Keuntungan Maksimum atau Kerugian Minimum (P =
MC).
jika P > AC
“laba maksimum”, sedangkan P = AC “break-even” dan P < AC “laba
minimum”.





Kebaikan
pasar persaingan sempurna, yaitu:
1.
Konsumen
atau masyarakat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang dan jasa
yang diperlukan.
2.
Bagi
produsen mempunyai kebebasan yang penuh atas corak pilihan dalam menggunakan
faktor-faktor produksi.
Keburukan pasar
persaingan sempurna, yaitu:
1.
Inovasi
produk tidak membawa manfaat yang kekal atau jangka panjang, karena setiap
produk baru mudah ditiru.
2.
Menimbulkan
biaya sosial bagi masyarakat sebagai dampak dari penggunaan sumber daya yang
terdapat di sekitar lingkungan industri.
3.
Biaya
produksi semakin tinggi. Untuk menyesuaikan dengan pasar persaingan sempurna
memerlukan perubahan produk yang berakibat naiknya harga produksi.
Pendekatan
biaya total dan penjualan total dalam pasar persaingan sempurna
Tabel 6. Produksi dan
penjualan
Jumlah
Produksi (Q)
|
Harga
(P)
|
Penjualan
Total
(TR=PxQ)
|
Penjualan
rata-rata (AR)
|
Penjualan
Marginal (MR)
|
0
|
150
|
-
|
-
|
-
|
1
|
150
|
150
|
150
|
150
|
2
|
150
|
300
|
150
|
150
|
3
|
150
|
450
|
150
|
150
|
4
|
150
|
600
|
150
|
150
|
5
|
150
|
750
|
150
|
150
|
6
|
150
|
900
|
150
|
150
|
7
|
150
|
1050
|
150
|
150
|
8
|
150
|
1200
|
150
|
150
|
9
|
150
|
1350
|
150
|
150
|
10
|
150
|
1500
|
150
|
150
|

Gambar
6.13. Kuantitas produksi
-
Kurva
TC pada produksi di bawah 2 unit berada di atas kurva TR berarti perusahaan
mengalami kerugian.
-
Produksi
di atas 2 unit sampai 9 unit TC di bawah TR berarti perusahaan memperoleh
keuntungan
-
Apabila
dibuat garis tengah antara TC-TR yaitu pada produk 7 unit berarti perusahaan
mengalami keuntungan maksimum
-
Titik
A dan B di titik BEP (Break Even Point).
2. Pasar
Monopoli (Banyak
perusahaan VS Satu Buruh)
Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal.
Suatu perusahaan yang monopolistik secara serentak bisa menentukan harga produk
dan jumlah outputnya. Bagi sebuah monopoli adalah mungkin untuk memperoleh laba
di atas normal, bahkan dalam jangka penjang sekalipun.
Pasar monopoli secara sederhana
digambarkan terdapat banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja tetapi
hanya ada satu pencari kerja.
Pengertian "satu pencari
kerja" bukan berarti secara fisik, tetapi satu serikat buruh/pekerja yang
sangat kuat sehingga membentuk keseragaman perilaku tenaga kerja. Dengan demikian
satu Serikat Buruh memiliki kekuatan untuk menentukan tingkat upah dalam pasar
tenaga kerja. Dalam situasi ini upah pekerja adalah upah maksimum dan kenaikan
upah mendorong peningkatan pengangguran.
Keputusan
Harga/Output Dalam Monopoli
Jika suatu perusahaan yang monopolistik
menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula
tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini
dilukiskan dalam gambar 6.2. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan
output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual
outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P – C) kali
Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
![]() |
Gambar 6.2. Penentuan harga/output dalam monopoli
Walaupun Q merupakan tingkat outputnya
optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika
penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini
terjadi dalam gambar 6.2, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan
diminimumkan dengan berhenti berproduksi.
Jika MR > MC, berarti jika produksi
ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan
meningkatkan produksi jika ingin
meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang
secara matematis kondisi laba maksimal
pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:
p = R - B
Laba
maksimum akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat
output sama dengan nol.

MR = MC
Gambar
6.2 menunjukkan
bagaimana seorang manajer dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR,
memotong kurva MC pada tingkat output
Qm, yang sekaligius
menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimum yang masih dapat diterima
oleh konsumen untuk output Qm adalah Pm. Jadi
kombinasi harga dan output yang memaksimumkan laba bagi monopoli adalah Qm dan Pm. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah yang diarsir,
yaitu ( Pm - BRQM ) Qm.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba
ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba
ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain
masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan
dalam jangka panjang. Walaupun demikian laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang
dihadapi relatif terhadap biaya
produksi yang dikeluarkan. Gambar 6.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Qm,
harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar
daerah yang diarsir.
![]() |
Gambar
6.3. Maksimasi Laba Monopolis
![]() |
Gambar 6.4. Monopolis yang mengalami kerugian
Karakteristik Pasar Monopoli
n Hanya terdapat produsen/perusahaan tunggal, sehingga
produk tidak memiliki substitusi
n
Ada
hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk pasar tersebut.
n Perusahaan berperan sebagai penentu harga produk di
pasar (price-maker).
n Promosi iklan
kurang diperlukan
Sebab-Sebab Timbulnya Pasar Monopoli
Barrier to entry (penghalang bagi produsen lain masuk.
1. Faktor alamiah (natural monopolies);
q Skala ekonomi suatu perusahaan
q Menguasai faktor produksi
2. Faktor legal (legal monopolies)
q UUD, UU suatu negara/pemerintah
q Hak paten suatu produk
q Frenchising, perusahaan asing pada suatu negara

Penerimaan Marjinal (MR) dan Harga Output
![]() |
Formulasi elastisitas harga-permintaan (e):
![]() |
Hubungan matematis antara harga produk (P) dan penerimaan marjinal (MR)
![]() |

Penentuan
Harga Perusahaan Monopoli
n
Fungsi
penerimaan total (total revenue)
n
TR
= f(Q) P x Q
n
TC
= f(Q) FC + VC

n
Slope
TR = MR =

n Slope TC = MC =

n Perusahaan Monopoli akan berproduksi pada tingkat
output, MC = MR (Keseimbanga Perusahaan Monopoli)
n
Harga
Produk ditentukan dengan menarik garis lurus hingga kurva permintaan (D)
Penentuan
Harga Perusahaan Monopoli
n
Harga
(P) > biaya rata-rata (AC), perusahaan monopoli akan memperoleh keuntungan
(Laba) maksimum.
n Harga (P) = biaya rata-rata (AC), perusahaan monopoli
akan memperoleh keuntungan (laba) normal (normal profit).
n
Harga
(P) < daripada biaya rata-rata (AC), perusahaan monopoli akan memperoleh
kerugian minimum.


Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna dengan Pasar Monopoli
n Harga barang di pasar monopoli umumnya lebih tinggi.
n Jumlah output pasar monopoli lebih sedikit.
n Efisiensi penggunaan input di pasar monopoli lebih
rendah.
n Kekuatan penentuan harga (price taker) di pasar
monopoli.


3.PASAR OLIGOPOLI
Oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang
memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi lagi menjadi
oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk
tidak dibakukan (unstandardized), misalnya mobil, dan oligopoli tak
terdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk dibakukan,
misalnya baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan
output dari perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal
tersebut berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan
lainnya akan bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke
dalam masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output
perusahaan-perusahaan itu.
Ciri-ciri
pasar oligopoli
Ciri-ciri
pasar oligopoli, yaitu:
1. Menghasilkan atau menjual barang
standar atau barang berbeda.
Menghasilkan
barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan
barang berebda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor dan sebagainya.
2 . Kekuatan menentukan harga kadang-kadang
lemah/kuat.
Apabila tanpa
adanya kerjasama kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan
menurunkan hargha, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar
lagi, sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan.
Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih
pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang
menghasilkan barang yang berbeda.

Gambar
6.6. Kurva permintaan terpatah (Kinked Demand Curve) dalam oligopoli
1.
Dalam
pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1 maka
permintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2 maka
permintaan akan bertambah ke B1.
-
Pelanggan
perusahaan membeli barang yang harganya turun.
-
Pelanggan
lain membatalkan pembeliannya.
2.
Sedangkan
apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1 dan P2
perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
3.
Menaikkan
harga ke P3 permintaan ada di titik A1 karena reaksi
perusahaan merubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
4.
Hambatan memasuki pasar oligopoli
Faktor
penting yang menyebabkan perusahaan lain tidak memasuki pasar oligopoli,
diantaranya:
1.
Perbedaan
biaya produksi, disebabkan karena:
a.
Perusahaan
yang berpengalaman dapat menurunkan biya produksi karena memiliki kemampuan dan
pengalaman berproduksi (masa lalu).
b.
Produktifitas
tinggi karena pekerja mempunyai masa kerja yang cukup.
c.
Perusahaan
mempunyai hubungan baik dengan bank, sehingga modal kerja mudah diperoleh untuk
pembelian bahan yang lebih murah.
2.
Hasil
produksi yang istimewa
Keistimewaan
suatu barang karena memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu Product Recognition (terkenal). Masyarakat sudah percaya dan sangat
setia terhadap barang tersebut. Apabila tidak memiliki keistimewaan lain sulit
untuk menggeser konsumsi barang tadi, contohnya adalah merk pakaian Gucci.
Struktur pasar oligopoli bisa juga
terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil.
Misalnya, industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali
penjual (pompa bensin) yang bersaing di dalam suatu wilayah geografis yang
kecil.
Oleh karena jumlah penjual yang sedikit
inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah
penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk
khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang mengahasilkan suatu produk
tertentu.
Untuk sederhananya, anggap bahwa produk
tersebut hoogen dan para pembeli memilih produk di antara kedua perusahaan
tersebut semata-mata berdasarkan harganya. Anggap pula bahwa kedua perusahaan
tersebut menetapkan harga yang sama dan masing-masing mempunyai pangsa (share)
pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk meningkatkan
penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli akan membeli
produk perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan pangsa pasar yang
cukup besar. Untuk mempertahankan para pembelinya, maka perusahaan B akan
bereaksi dengan cara menurunkan harganya pula. Maka tidak ada satu perusahaan
pun yang bisa bertindak secara bebas. Tindakan yang diambil suatu perusahaan
pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.
Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli

Gambar 6.7. Kurva permintaan sebelum ada reaksi
Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan
ini dilukiskan dalam gambar 6.8. Perusahaan A mula-mula menghasilkan
output sebesar Q1 unit dan menjualnya dengan harga P1.
Kurva permintaan D1 yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan
harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah.
Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P1 menjadi P2
akan meningkatkan permintaan menjadi Q2. Sekarang anggap bahwa hanya
ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing
mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh karena
itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume
penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan
sebagian besar volume usaha mereka. Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan
tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi
dengan menurunkan harga produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser
perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua D2 yang menyebabkan
penurunan permintaan perusahaan A dari Q2 menjadi Q3 pada
tingkat harga P2. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva
mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna
bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D2, maka
perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan
tersebut berpindah ke kurva lainnya.
![]() |
Gambar 6.8. Kurva permintaan setelah ada
reaksi
Pergeseran kurva
permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan
keputusan tentang harga/output jika
perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap
perubahan-perubahan harga. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan
mempengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru
bisa dsibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi di antara
perusahaan-perusahaan. Kurva D3 dalam gambar 6.8 merupakan
sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi
kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan
diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada
kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan
dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda
sehingga akan menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda
pula.