Sabtu, 29 Maret 2014

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA JENIS JENIS PASAR YANG ADA DI INDONESIA

TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA
JENIS JENIS PASAR YANG ADA DI INDONESIA
DI
S
U
S
N
         OLEH :
                        NAMA                                    : HAIRUN NISA
NPM                                       : 12 020 1033
KELAS                                   : IVA2
DOSEN PEMBIMBING       : LILA WARDIANI,SE.MM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GAJAH      PUTIH TAKENGON
    2014/2015
Berbagai Macam Pasar Kerja Yang Ada di Indonesia
Apa yang dimaksud dengan pasar kerja? Pasar kerja merupakan sarana tempat pertemuan antara penjual dan pembeli tenaga kerja. Yang dimaksud penjual tenaga kerja disini adalah para pencari kerja dan pembeli tenaga kerja adalah lembaga/perusahaan yang memerlukan tenaga kerja. Jadi di pasar kerja lah yang mengkoordinasikan pertemuan antara pencari kerja dan perusahaan yang memerlukan tenaga kerja.
Di Indonesia sendiri, penyelenggaraan pasar tenaga kerja ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja. Perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dapat menyampaikan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan beserta persyaratannya ke Departemen Tenaga Kerja. Kemudian Depnaker akan mengumumkan kepada masyarakat umum tentang adanya permintaan tenaga kerja tersebut.
Pasar kerja bisa mempengaruhi pola penentuan upah. Pasar kerja terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Pasar Bersaing Sempurna (banyak perusahaan vs banyak buruh/pekerja)
Persaingan Sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu tersebut (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers). Tidak ada perusahaan yang menerima laba di atas normal dalam jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna ini.

ciri ciri pasar persaingan sempurna yaitu :
·         Keseimbangan kekuatan antara sisi permintaan dengan sisi penawaran,
·         Kesempurnaan informasi.
·         Terdapat banyak perusahaan dan setiap perusahaan    menghasilkan barang yang homogen.
·         Perusahaan memiliki kebebasan masuk (free entry) atau keluar (free exit) dari pasar.
·         Setiap produsen dan konsumen memiliki informasi yang sempurna mengenai pasar.

Sebagai ilustrasi seringkali dinyatakan bahwa pasar bersaing sempurna (pasar kompetitif) dicirikan oleh jumlah pencari kerja dan jumlah perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang sama banyaknya. Sama-sama banyak disini tidak hanya mengacu kepada jumlah fisik, melainkan lebih kepada tingkat independensinya, baik diantara tenaga kerja maupun juga diantara perusahaan. Mengingat diantara tenaga kerja maupun diantara perusahaan memiliki independensi (kemandirian/tidak ada ketergantungan), maka kedua belah pihak secara individual tidak memiliki kekuatan nyata untuk menentukan tingkat upah. Dalam situasi ini upah ditentukan berdasarkan keseimbangan kekuatan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.


Table 1. Upah di Pasar Bersaing Sempurna


m (P = MC).          n indonesia
Kurva Permintaan Pasar dan Kurva Permintaan Individual

 









Pendapatan perusahaan dan Laba
n    Produk yang terjual merupakan pendapatan bagi perusahaan.
n    Laba perusahaan adalah selisih pendapatan terhadap biaya produksi (π = TR – TC), TR > TC “Laba”, TR < TC “Rugi” dan TR = TC “break-even”.
n    Konsep Laba yang lain adalah Normal Profit dan Economic Profit.
n    Normal Profit adalah keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) dari investasi.
n    Economic Profit adalah besarnya keuntungan yang melebihi Normal Profit.
n    Tingkat pengembalian normal (normal rate of return), total biaya produksi sudah terkandung keuntungan sebesar keuntungan normal.
n    Kondisi Laba atau Rugi bagi perusahaan, (a) menentukan jumlah output yang dihasilkan, (b) perbandingan harga (P) dengan biaya rata-rata (AC).
n    Keuntungan Maksimum atau Kerugian Minimum (P = MC).          
 jika P > AC “laba maksimum”, sedangkan P = AC “break-even” dan P < AC “laba minimum”.










Kebaikan pasar persaingan sempurna, yaitu:
1.      Konsumen atau masyarakat mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang dan jasa yang diperlukan.
2.      Bagi produsen mempunyai kebebasan yang penuh atas corak pilihan dalam menggunakan faktor-faktor produksi.

Keburukan pasar persaingan sempurna, yaitu:
1.      Inovasi produk tidak membawa manfaat yang kekal atau jangka panjang, karena setiap produk baru mudah ditiru.
2.      Menimbulkan biaya sosial bagi masyarakat sebagai dampak dari penggunaan sumber daya yang terdapat di sekitar lingkungan industri.
3.      Biaya produksi semakin tinggi. Untuk menyesuaikan dengan pasar persaingan sempurna memerlukan perubahan produk yang berakibat naiknya harga produksi.
     






Pendekatan biaya total dan penjualan total dalam pasar persaingan sempurna
  Tabel 6. Produksi dan penjualan
Jumlah Produksi (Q)
Harga (P)
Penjualan Total
(TR=PxQ)
Penjualan rata-rata (AR)
Penjualan Marginal (MR)
0
150
-
-
-
1
150
150
150
150
2
150
300
150
150
3
150
450
150
150
4
150
600
150
150
5
150
750
150
150
6
150
900
150
150
7
150
1050
150
150
8
150
1200
150
150
9
150
1350
150
150
10
150
1500
150
150




 









Gambar 6.13. Kuantitas produksi
-          Kurva TC pada produksi di bawah 2 unit berada di atas kurva TR berarti perusahaan mengalami kerugian.
-          Produksi di atas 2 unit sampai 9 unit TC di bawah TR berarti perusahaan memperoleh keuntungan
-          Apabila dibuat garis tengah antara TC-TR yaitu pada produk 7 unit berarti perusahaan mengalami keuntungan maksimum
-          Titik A dan B di titik BEP (Break Even Point).
2. Pasar Monopoli (Banyak perusahaan VS Satu Buruh)

Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal. Suatu perusahaan yang monopolistik secara serentak bisa menentukan harga produk dan jumlah outputnya. Bagi sebuah monopoli adalah mungkin untuk memperoleh laba di atas normal, bahkan dalam jangka penjang sekalipun.
Pasar monopoli secara sederhana digambarkan terdapat banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja tetapi hanya ada satu pencari kerja.
Pengertian "satu pencari kerja" bukan berarti secara fisik, tetapi satu serikat buruh/pekerja yang sangat kuat sehingga membentuk keseragaman perilaku tenaga kerja. Dengan demikian satu Serikat Buruh memiliki kekuatan untuk menentukan tingkat upah dalam pasar tenaga kerja. Dalam situasi ini upah pekerja adalah upah maksimum dan kenaikan upah mendorong peningkatan pengangguran.
Keputusan Harga/Output Dalam Monopoli

Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar 6.2. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (P – C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
 


















Gambar 6.2. Penentuan harga/output dalam monopoli
Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar 6.2, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.

Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut:
p = R - B
Laba maksimum akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
MR = MC
Gambar 6.2 menunjukkan bagaimana seorang manajer dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR, memotong kurva MC pada tingkat output Qm, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimum yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Qm adalah Pm. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimumkan laba bagi monopoli adalah Qm dan Pm. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah yang diarsir, yaitu ( Pm - BRQM ) Qm.
Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Gambar 6.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Qm, harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian sebesar daerah yang diarsir.
 
















                  Gambar 6.3. Maksimasi Laba Monopolis

 











Gambar 6.4. Monopolis yang mengalami  kerugian

Karakteristik Pasar Monopoli
n    Hanya terdapat produsen/perusahaan tunggal, sehingga produk tidak memiliki  substitusi
n    Ada hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk pasar tersebut.
n    Perusahaan berperan sebagai penentu harga produk di pasar (price-maker).
n    Promosi iklan kurang diperlukan

Sebab-Sebab Timbulnya Pasar Monopoli

Barrier to entry (penghalang bagi produsen lain masuk.
1.      Faktor alamiah (natural monopolies);
q  Skala ekonomi suatu perusahaan
q  Menguasai faktor produksi
2.      Faktor legal (legal monopolies)
q    UUD, UU suatu negara/pemerintah
q    Hak paten suatu produk
q    Frenchising, perusahaan asing pada suatu negara

Kurva permintaan pasar dan kurva permintaan individu perusahaan









Penerimaan Marjinal (MR) dan Harga Output
 






Formulasi elastisitas harga-permintaan (e):
 



Hubungan matematis antara harga produk (P) dan penerimaan marjinal (MR)
 



Penentuan Harga Perusahaan Monopoli
n    Fungsi penerimaan total (total revenue)
n    TR = f(Q) P x Q
n    TC = f(Q) FC + VC
n    Slope TR = MR =
n     Slope TC = MC =
n   Perusahaan Monopoli akan berproduksi pada tingkat output, MC = MR (Keseimbanga Perusahaan Monopoli)
n   Harga Produk ditentukan dengan menarik garis lurus hingga kurva permintaan (D)
Penentuan Harga Perusahaan Monopoli
n   Harga (P) > biaya rata-rata (AC), perusahaan monopoli akan memperoleh keuntungan (Laba) maksimum.
n   Harga (P) = biaya rata-rata (AC), perusahaan monopoli akan memperoleh keuntungan (laba) normal (normal profit).
n   Harga (P) < daripada biaya rata-rata (AC), perusahaan monopoli akan memperoleh kerugian minimum.
 





























Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna dengan Pasar Monopoli
n  Harga barang di pasar monopoli umumnya lebih tinggi.
n  Jumlah output pasar monopoli lebih sedikit.
n  Efisiensi penggunaan input di pasar monopoli lebih rendah.
n  Kekuatan penentuan harga (price taker) di pasar monopoli.
3.PASAR OLIGOPOLI
Oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi lagi menjadi oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak dibakukan (unstandardized), misalnya mobil, dan oligopoli tak terdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk dibakukan, misalnya baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan output dari perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal tersebut berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke dalam masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output perusahaan-perusahaan itu.


Ciri-ciri pasar oligopoli
Ciri-ciri pasar oligopoli, yaitu:
1.         Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda.
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berebda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor dan sebagainya.
2 .       Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat.
Apabila tanpa adanya kerjasama kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan hargha, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi, sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan.
3.         Promosi masih diperlukan.
            Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
 










Gambar 6.6. Kurva permintaan terpatah (Kinked Demand Curve) dalam oligopoli


1.    Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1 maka permintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2 maka permintaan akan bertambah ke B1.
-            Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
-            Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
2.    Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1 dan P2 perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
3.    Menaikkan harga ke P3 permintaan ada di titik A1 karena reaksi perusahaan merubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
4.     
Hambatan memasuki pasar oligopoli
Faktor penting yang menyebabkan perusahaan lain tidak memasuki pasar oligopoli, diantaranya:
1.    Perbedaan biaya produksi, disebabkan karena:
a.         Perusahaan yang berpengalaman dapat menurunkan biya produksi karena memiliki kemampuan dan pengalaman berproduksi (masa lalu).
b.         Produktifitas tinggi karena pekerja mempunyai masa kerja yang cukup.
c.         Perusahaan mempunyai hubungan baik dengan bank, sehingga modal kerja mudah diperoleh untuk pembelian bahan yang lebih murah.

2.    Hasil produksi yang istimewa
Keistimewaan suatu barang karena memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu Product Recognition (terkenal). Masyarakat sudah percaya dan sangat setia terhadap barang tersebut. Apabila tidak memiliki keistimewaan lain sulit untuk menggeser konsumsi barang tadi, contohnya adalah merk pakaian Gucci.
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil. Misalnya, industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing di dalam suatu wilayah geografis yang kecil.

Oleh karena jumlah penjual yang sedikit inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang mengahasilkan suatu produk tertentu.
Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut hoogen dan para pembeli memilih produk di antara kedua perusahaan tersebut semata-mata berdasarkan harganya. Anggap pula bahwa kedua perusahaan tersebut menetapkan harga yang sama dan masing-masing mempunyai pangsa (share) pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk meningkatkan penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli akan membeli produk perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan pangsa pasar yang cukup besar. Untuk mempertahankan para pembelinya, maka perusahaan B akan bereaksi dengan cara menurunkan harganya pula. Maka tidak ada satu perusahaan pun yang bisa bertindak secara bebas. Tindakan yang diambil suatu perusahaan pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.




Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli

 










Gambar 6.7. Kurva permintaan sebelum ada reaksi

Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam gambar 6.8. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q1 unit dan menjualnya dengan harga P1. Kurva permintaan D1 yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P1 menjadi P2 akan meningkatkan permintaan menjadi Q2. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua D2 yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari Q2 menjadi Q3 pada tingkat harga P2. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan kurva mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D2, maka perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindah ke kurva lainnya.
 








Gambar 6.8. Kurva permintaan setelah ada reaksi


Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan mempengaruhi hubungan harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dsibentuk untuk memasukkan interaksi-interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D3 dalam gambar 6.8 merupakan sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda sehingga akan menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda pula.